Judul: Sirah Nabawiyyah, Taman Cahaya di Atas Cahaya Perjalanan Hidup Rasulullah
Judul Asli: Raudhah Al-Anwar fi sirah An-Nabiy Al-Mukhtar
Penulis: Asy-Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury
Penerbit Asli: Maktabah Dar Al-Fiha’
Penerbit: Ash-Shaf Media
Isi: xxvi + 468 hlm
Dimensi: 15,5 x 23,5 cm
Cover: Hard Cover (Lux)
Stok: Kosong
Disc: 20 %
Harga: Rp.100.000
Harga Disini:Rp.80.000
Stok: Kosong
Sejarah memang tak akan berulang. Namun dari sejarah, kita bisa belajar dan mengambil banyak pelajaran. Buku yang ada di hadapan anda ini adalah penggal sejarah seorang anak manusia paling mulia di muka bumi, yakni Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wa salam.
Perjalanan hidupnya yang sarat perjuangan, bukanlah sekedar roda waktu.yang bergulir. Karena setiap helai kisahnya menyimpan banyak hikmah. Setiap getar ucapan dan perbuatannya adalah cermin bagi kita untuk bersikap.
Menuangkan kisah hidup beliau ke dalam sebuah buku bisa jadi telah banyak dilakukan. Namun akan berbeda jika kami bisa menyuguhkan sebuah kisah yang di dasarkan pada dalil, bukan rekaan, terlebih kungkungan fanatisme madzhab.
Ini semua, Insya Allah, dilatari tanggung jawab ilmiah yang memang harus diberikan agar agama ini murni tersampaikan kepada umat ini. Juga jangan sampai kita terjebak dengan idealisme dealisme yang mendewakan akal, kemudian membuang satu atau dua potong kisah yang ujung-ujungnya iman kita justru tunduk di bawah kendali akal.
Dengan mengetahui perjalanan hidup Nabi-Nya, umat akan mengenal pribadi dan sunnahnya, Jangan sampai kita tersibukkan oleh ritus-ritus maulud nabi, tapi kita kemudian justru tidak mengenal sedikitpun dari sunnahnya, terlebih mengamalkan dan mendakwahkannya.
Perjalanan hidupnya yang sarat perjuangan, bukanlah sekedar roda waktu.yang bergulir. Karena setiap helai kisahnya menyimpan banyak hikmah. Setiap getar ucapan dan perbuatannya adalah cermin bagi kita untuk bersikap.
Menuangkan kisah hidup beliau ke dalam sebuah buku bisa jadi telah banyak dilakukan. Namun akan berbeda jika kami bisa menyuguhkan sebuah kisah yang di dasarkan pada dalil, bukan rekaan, terlebih kungkungan fanatisme madzhab.
Ini semua, Insya Allah, dilatari tanggung jawab ilmiah yang memang harus diberikan agar agama ini murni tersampaikan kepada umat ini. Juga jangan sampai kita terjebak dengan idealisme dealisme yang mendewakan akal, kemudian membuang satu atau dua potong kisah yang ujung-ujungnya iman kita justru tunduk di bawah kendali akal.
Dengan mengetahui perjalanan hidup Nabi-Nya, umat akan mengenal pribadi dan sunnahnya, Jangan sampai kita tersibukkan oleh ritus-ritus maulud nabi, tapi kita kemudian justru tidak mengenal sedikitpun dari sunnahnya, terlebih mengamalkan dan mendakwahkannya.
