Ayah-Bunda, Anak adalah Anugerah
Niat membangun keluarga bahagia semestinya berpulang pada niatan murni dan tulus semata-mata hendak membangun keluarga sakinah yang penuh aroma mawaddah dan rahmah. Sebaliknya, nafsu riya atau pamer, hanya akan menjauhkan orang tua dari kenikmatan peran sebagai orang tua. Sehingga, keberhasilan apa pun dalam membangun keluarga menjadi tidak berarti bagi kebahagiaan diri, apalagi bila tidak ada orang lain yang memujinya.
Berdasarkan pengalaman KH Dindin Solahudin yang dituangkan dalam buku Kado Cinta untuk Ayah Bunda ini, mungkin juga pergumulan niat di atas dialami para orang tua pada umumnya. Mereka kerap gusar dengan penilaian orang lain dan sering berharap pujian datang menghampirinya. Saat anak menangis kencang, misalnya, biasanya langsung kita gubris, “Jangan nangis keras-keras, malu sama tetangga.” Situasi sebaliknya, saat anak berprestasi, orang tua begitu penuh berharap orang-orang mengetahuinya untuk kemudian memberi pujian atas keberhasilan mendidik anak dan membina keluarga bahagia. Semestinyalah orang tua risau, mengapa begitu berharap penilaian dan pujian dari orang lain?
Akan lebih meyakinkan dan lebih membahagiakan, bila orang tua menjadikan Allah SWT sebagai motivasi kita dalam mengayuh biduk keluarga. Risaulah dengan penilaian Allah, Sang Maha Pencipta bagi semua makhluk dan semua manusia yang beragama. Bukan, sekadar rasa malu pada tetangga atau orang lain yang membuat kita resah.
Orang tua sudah semestinya untuk bersungguh-sungguh menjadi orang tua dengan segala fungsinya. Bila semua kemampuan sudah digerakkan, segenap tenaga dikerahkan, sepenuh perhatian dicurahkan, dan seluang waktu diarahkan, ternyata belum berhasil sesuai harapan, tibalah saatnya orang tua menyadari keterbatasannya. Tidak malah sebaliknya, dirundung duka berkepanjangan dan luka tak berkesembuhan.
Buku setebal 208 halaman ini memang dimaksudkan oleh penulis disiapkan untuk hal tersebut. Yaitu, mencoba membuka mata dan melapangkan dada setiap orang tua maupun pembaca yang bersiap kelak menjadi orang tua. Isinya dorongan semangat kepada orang tua dalam memainkan peranannya dan membesarkan hati manakala mendapat tekanan. Juga memfasilitasi orang tua untuk mengemban tugas dan pekerjaannya sebagai orang tua, dan pada saat bersamaan, mengajak untuk menikmati fungsinya sebagai orang tua. Rumusnya, dilakoni secara nikmat dan senang hati, setiap pekerjaan akan terasa mudah dan memuaskan.
Bab per bab dalam buku yang dalam edisi lama berjudul La Tahzan for Parents ini sepenuhnya mengungkap ruang lingkup dinamika orang tua. Diawali dengan upaya pemaknaan peranan orang tua, pemahaman tingkah-polah anak dan cara menyikapinya. Kemudian berlanjut dengan penjabaran pola sikap orang tua mengasuh anak-anaknya dengan mendiskusikan amarah, amanah, nafkah, ibadah, akidah, harmoni, rahasia, ghibah, pubertas, rongrongan luar, doa, dan munajat.
Prinsip mendasar pemaparan buku ini adalah Islam merupakan fasilitas kehidupan yang menggembirakan, alih-alih kewajiban yang membebani. Islam menyediakan bagi para pemeluknya serba-kemudahan yang dibutuhkan untuk hidup dan bahagia dunia-akhirat.
Judul : KADO CINTA UNTUK AYAH BUNDA, Karena Anak adalah Anugerah
Penulis : KH Dindin Solahudin
Penerbit : Mizania, PT Mizan Pustaka
Cetakan : September 2012
Tebal : 208 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13 cm x 21 cm
Bandung, 8 November 2012
Niat membangun keluarga bahagia semestinya berpulang pada niatan murni dan tulus semata-mata hendak membangun keluarga sakinah yang penuh aroma mawaddah dan rahmah. Sebaliknya, nafsu riya atau pamer, hanya akan menjauhkan orang tua dari kenikmatan peran sebagai orang tua. Sehingga, keberhasilan apa pun dalam membangun keluarga menjadi tidak berarti bagi kebahagiaan diri, apalagi bila tidak ada orang lain yang memujinya.
Berdasarkan pengalaman KH Dindin Solahudin yang dituangkan dalam buku Kado Cinta untuk Ayah Bunda ini, mungkin juga pergumulan niat di atas dialami para orang tua pada umumnya. Mereka kerap gusar dengan penilaian orang lain dan sering berharap pujian datang menghampirinya. Saat anak menangis kencang, misalnya, biasanya langsung kita gubris, “Jangan nangis keras-keras, malu sama tetangga.” Situasi sebaliknya, saat anak berprestasi, orang tua begitu penuh berharap orang-orang mengetahuinya untuk kemudian memberi pujian atas keberhasilan mendidik anak dan membina keluarga bahagia. Semestinyalah orang tua risau, mengapa begitu berharap penilaian dan pujian dari orang lain?
Akan lebih meyakinkan dan lebih membahagiakan, bila orang tua menjadikan Allah SWT sebagai motivasi kita dalam mengayuh biduk keluarga. Risaulah dengan penilaian Allah, Sang Maha Pencipta bagi semua makhluk dan semua manusia yang beragama. Bukan, sekadar rasa malu pada tetangga atau orang lain yang membuat kita resah.
Orang tua sudah semestinya untuk bersungguh-sungguh menjadi orang tua dengan segala fungsinya. Bila semua kemampuan sudah digerakkan, segenap tenaga dikerahkan, sepenuh perhatian dicurahkan, dan seluang waktu diarahkan, ternyata belum berhasil sesuai harapan, tibalah saatnya orang tua menyadari keterbatasannya. Tidak malah sebaliknya, dirundung duka berkepanjangan dan luka tak berkesembuhan.
Buku setebal 208 halaman ini memang dimaksudkan oleh penulis disiapkan untuk hal tersebut. Yaitu, mencoba membuka mata dan melapangkan dada setiap orang tua maupun pembaca yang bersiap kelak menjadi orang tua. Isinya dorongan semangat kepada orang tua dalam memainkan peranannya dan membesarkan hati manakala mendapat tekanan. Juga memfasilitasi orang tua untuk mengemban tugas dan pekerjaannya sebagai orang tua, dan pada saat bersamaan, mengajak untuk menikmati fungsinya sebagai orang tua. Rumusnya, dilakoni secara nikmat dan senang hati, setiap pekerjaan akan terasa mudah dan memuaskan.
Bab per bab dalam buku yang dalam edisi lama berjudul La Tahzan for Parents ini sepenuhnya mengungkap ruang lingkup dinamika orang tua. Diawali dengan upaya pemaknaan peranan orang tua, pemahaman tingkah-polah anak dan cara menyikapinya. Kemudian berlanjut dengan penjabaran pola sikap orang tua mengasuh anak-anaknya dengan mendiskusikan amarah, amanah, nafkah, ibadah, akidah, harmoni, rahasia, ghibah, pubertas, rongrongan luar, doa, dan munajat.
Prinsip mendasar pemaparan buku ini adalah Islam merupakan fasilitas kehidupan yang menggembirakan, alih-alih kewajiban yang membebani. Islam menyediakan bagi para pemeluknya serba-kemudahan yang dibutuhkan untuk hidup dan bahagia dunia-akhirat.
Judul : KADO CINTA UNTUK AYAH BUNDA, Karena Anak adalah Anugerah
Penulis : KH Dindin Solahudin
Penerbit : Mizania, PT Mizan Pustaka
Cetakan : September 2012
Tebal : 208 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13 cm x 21 cm
Bandung, 8 November 2012